MADU

Quotes of The Day

UMKM Go Digital? Begini Cara Kita Memulainya


Di era digital seperti sekarang, memiliki toko fisik saja tidak lagi cukup untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Banyak pelaku usaha kecil dan menengah mulai melirik dunia online untuk meningkatkan penjualan dan memperkuat merek mereka. Pada tulisan ini kita ambil contoh seorang pemilik usaha souvenir yang ingin bertransformasi ke ranah digital melalui platform penjualan online. Artikel ini dibuat dari sudut pandang pengembang sistem informasi atau pengembang aplikasi. Mari kita mulai cerita dan contoh kasusnya.

Pada kasus ini, ada satu tantangan utama: pemilik usaha ini tidak memiliki latar belakang IT dan belum memahami apa saja fitur penting yang harus dimiliki oleh sistem penjualan online. Sebagai pengembang perangkat lunak, bagaimana kita (orang yang bergelut di bidang teknologi informasi) bisa membantu klien seperti ini? Mari kita bahas langkah demi langkah.

1. Pendekatan untuk Memahami Kebutuhan Klien Non-IT
Klien yang tidak memiliki latar belakang teknologi seringkali kesulitan mengungkapkan kebutuhan mereka dalam istilah teknis. Maka, pendekatan komunikasi yang empatik, terstruktur, dan berbasis pemahaman bisnis menjadi kunci utama.

Beberapa langkah efektif :
  • Lakukan wawancara berbasis cerita (storytelling interview)
    Ajak klien menceritakan bagaimana proses bisnis mereka berjalan sehari-hari: bagaimana pelanggan membeli souvenir, bagaimana pembayaran dilakukan, bagaimana stok dikelola, dan kendala apa yang sering mereka hadapi. Dari cerita itu, kita bisa menemukan insight penting untuk diterjemahkan ke dalam kebutuhan sistem.
  • Gunakan bahasa non-teknis dan visualisasi sederhana
    Hindari istilah seperti “backend”, “database”, atau “framework”. Ganti dengan kata yang lebih mudah dipahami seperti “data pelanggan”, “halaman admin”, atau “tampilan toko online”. Tambahkan juga mockup atau sketsa sederhana agar klien bisa membayangkan alur sistem dengan lebih mudah.
  • Prioritaskan kebutuhan berdasarkan manfaat bisnis
    Bantu klien memutuskan mana fitur yang benar-benar penting di tahap awal (MVP — Minimum Viable Product), misalnya fitur katalog dan pembayaran online, sebelum berlanjut ke fitur lanjutan seperti rekomendasi produk atau laporan penjualan otomatis.



2. Fitur Penting untuk Platform Penjualan Souvenir Online
Agar mampu bersaing di pasar digital yang semakin ramai, sistem penjualan souvenir online perlu dirancang menarik, fungsional, dan efisien.

Fitur untuk Pengguna (Pelanggan):
  • Katalog Produk Interaktif, Menampilkan produk dengan foto berkualitas tinggi, deskripsi menarik, harga, dan kategori (misalnya souvenir pernikahan, acara, atau kantor).
  • Fitur Pencarian dan Filter Produk, Pelanggan dapat mencari produk berdasarkan harga, jenis, atau tema souvenir.
  • Keranjang Belanja (Shopping Cart), Memungkinkan pelanggan memilih beberapa produk sebelum melakukan checkout.
  • Sistem Pembayaran Online Terintegrasi, Dukungan pembayaran via transfer bank, e-wallet (OVO, GoPay, DANA), dan kartu kredit.
  • Status Pesanan dan Tracking Pengiriman, Pelanggan bisa memantau proses pesanan mereka secara real-time.

Fitur untuk Pemilik Usaha (Admin):
  • Dashboard Penjualan, Menampilkan data transaksi, stok, dan laporan keuangan secara ringkas.
  • Manajemen Produk dan Stok Otomatis, Admin dapat menambah, mengedit, atau menghapus produk dengan mudah, serta memantau stok secara otomatis.
  • Notifikasi Pesanan Baru dan Pembayaran, Sistem mengirimkan pemberitahuan setiap kali ada transaksi baru.
  • Manajemen Pelanggan dan Riwayat Transaksi, Berguna untuk memahami perilaku pelanggan dan strategi promosi berikutnya.

Fitur Tambahan untuk Daya Saing:
  • Testimoni dan Rating Produk, Meningkatkan kepercayaan calon pembeli.
  • Promo dan Kode Voucher, Menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lama.
  • Integrasi WhatsApp atau Chat Support, Agar pelanggan mudah menghubungi penjual tanpa harus meninggalkan website.

3. Menjamin Kemudahan Penggunaan bagi Klien Non-Teknis
Sistem yang hebat tidak hanya harus canggih, tapi juga mudah digunakan oleh siapa pun, termasuk klien yang belum terbiasa dengan teknologi.

Prinsip yang bisa diterapkan:
  • Desain Antarmuka yang Sederhana dan Intuitif.
    Gunakan tampilan yang bersih, tombol besar, dan menu yang mudah dipahami.
    Misalnya, tombol “Tambah Produk” atau “Lihat Pesanan” lebih mudah dipahami daripada istilah “CRUD” atau “Data Entry”.
  • Panduan Interaktif dan Dokumentasi Sederhana.
    Sediakan video tutorial atau guide book singkat berisi langkah-langkah penggunaan sistem.
  • Fitur Bantuan dan Dukungan Teknis.
    Tambahkan menu “Pusat Bantuan” atau “Hubungi Admin Teknis” agar klien tidak kesulitan saat mengalami kendala.
  • Pelatihan Singkat Setelah Implementasi.
    Luangkan waktu memberikan pelatihan langsung kepada pemilik usaha atau stafnya agar mereka percaya diri menggunakan sistem tersebut.



4. Kesimpulan: Teknologi yang Membumi

Membangun sistem penjualan online bukan sekadar soal membuat website, tapi tentang menerjemahkan kebutuhan bisnis ke dalam solusi digital yang mudah digunakan dan memberikan dampak nyata.

Pendekatan yang humanis, komunikasi yang jelas, serta desain sistem yang ramah pengguna akan membantu pelaku UMKM — seperti pemilik usaha souvenir — untuk tumbuh dan bersaing di era digital tanpa merasa terbebani oleh teknologi.

Teknologi seharusnya memudahkan manusia, bukan sebaliknya.





Tidak ada komentar untuk "UMKM Go Digital? Begini Cara Kita Memulainya"