Cerita dan Cita Pertanian dari Manfaat Internet!
57.000 Subscriber? Mungkin angka kecil bagi banyak orang apabila membandingkan dengan youtuber-youtuber masyhur yang punya subscriber dengan angka jutaan. Tentu sangat jauh pula bila dikomparasi dengan konten-konten kreator yang menyuguhkan tayangan langsung permainan digital yang semakin marak dewasa ini. Apatah lagi bila harus disandingkan dengan kanal-kanal youtube yang dikelola oleh media korporasi, jelas complang sekali. Namun, angka yang belum besar ini punya cerita dan cita yang mungkin saja bisa memberikan implikasi lebih besar dari satuan hitung subscriber tersebut.
Cerita ini bermula dari kuatnya
dogma yang meraung dalam kepala dan membuncah di dada tentang subur makmurnya
bumi pertiwi. Indonesia ditakdirkan menjadi Negara kepulauan yang memiliki
banyak gunung berapi dengan dua musim yang yang bergantian sepanjang tahun
(musim hujan dan musim kemarau). Kondisi ini mutlak membuat tanah dan udara di
Indonesia menjadi subur dan cenderung ramah pada banyak tanaman. Ringkasnya,
ini jadi potensi bagi rakyat Indonesia untuk berdaulat dan menjadi raksasa di
bidang pertanian.
Setidaknya hampir 2 dekade
pikiran tentang alam subur Indonesia telah menari-nari di langit-langit akal.
Selama itu pula mencoba menilik dan menelusuri hal apa yang membuat kita belum
bisa menjadi jawara dunia untuk bidang pertanian. Bahkan untuk beras yang merupakan makanan
pokok mayoritas rakyat Indonesia, acap kali kita masih mendatangkan dari luar
negeri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pun tak jauh beda dengan komoditas
lain seperti kedelai yang merupakan bahan baku tempe, kuliner orisinil milik
Indonesia.
Teka-teki ini pelan-pelan
terjawab saat internet mulai berkenalan dengan sendi kehidupan masyarakat
Indonesia. Internet memungkinkan manusia untuk mendapatkan informasi apa yang
mereka butuhkan dalam waktu yang relatif singkat. Kondisi ini lantas bersambut
dengan lahirnya sosial media yang memungkinkan kita bertukar pikiran dengan
orang-orang yang secara fisik mungkin tidak pernah kita salami. Pada tahap ini
pula manusia mulai menemukan lingkungan atau kelompok yang tercluster sesuai
minat dan ketertarikannya, termasuk kami yang akhirnya menemukan banyak
pemuda-pemudi dengan gelisah yang sama, dengan cita yang serupa, petani Indonesia
maju jaya!
Sebaran informasi terasa semakin
cepat utamanya saat IndiHome memulai layanannya pada tahun 2015. Layanan
internet yang dipersembahkan oleh Telkom Indonesia ini membuat akses informasi
menjadi semakin mudah dan murah. Kehandalannya dalam menyambungkan jutaan
perangkat elektronik telah menumbuhkan sebuah ekosistem baru yang tangguh,
kreatif dan adaptif di Indonesia. Pelan namun pasti, dunia mulai melirik
Indonesia dari suguhan konten yang didominasi oleh karya anak-anak muda bangsa.
Para pemuda hebat ini masuk dan merajai hampir seluruh platform sosial media
entah itu facebook, instagram, twitter, youtube dan lain sebagainya.
Nama-nama besar dan berpengaruh
seperti Atta Halilintar, Reza Arap, Ria Ricis, Tanboy Kun atau Dede Inoen
seharusnya menyadarkan kita bahwa Indonesia bukanlah bangsa nan kekurangan
talenta. Anak-anak muda ini mampu menunjukkan kepada dunia bahwa setiap bakat
yang dikemas dan dipresentasikan dengan baik akan memberi dampak pada kehidupan
masyarakat dunia. Pesan dan gagasan dapat ditransmisikan kepada khalayak dengan
kampanye-kampanye digital yang aksesnya berada langsung di tangan pengguna.
Buktinya, berapa banyak teman atau kolega kita yang akan secara spontan berujar
“ahsiaaap” untuk menyatakan setuju? Sebuah jargon yang giat dikampanyekan oleh
Atta Halilintar, youtuber dengan subscriber nomor 1 di Asia Tenggara.
Perkembangan dan kenyataan inilah
yang mengilhami kami dan banyak petani millenial untuk mulai melakukan
penetrasi ke platform sosial media dan mengkampanyekan potensi pertanian
Indonesia. Tak beda dengan kawan-kawan yang memiliki interest di bidang
lainnya, anak-anak muda pegiat kampanye pertanian ini juga masuk ke semua
platform sosial media yang ada. Semangat bertukar informasi terkait potensi dan
penerapan teknologi pertanian itu dikemas ke dalam konten-konten berupa teks,
gambar dan atau video. Selanjutnya konten tersebut didistribusikan pada kanal
yang sesuai misalnya teks dan atau gambar untuk facebook dan instagram, lalu
video untuk youtube atau facebook.
Mimpi kami sederhana, mengajak
sebanyak mungkin anak-anak muda untuk terjun ke pertanian dan menjadi bagian
dari kehidupan pertanian di Indonesia. Salah satu permasalahan yang patut
dipecahkan adalah mayoritas orang yang terlibat di pertanian Indonesia adalah
mereka yang secara umur dapat disebut sebagai golongan tua. Menurut Bappenas,
pada tahun 2019 sektor pertanian hanya dihuni oleh 28% saja dari total pekerja
di Indonesia. Hal ini jauh menurun bila dibandingkan dengan tahun 1976 dimana
pertanian menyerap 65,8% dari total tenaga kerja. Dari angka ini, bila
menggunakan perhitungan linear maka diperkirakan pada tahun 2063 Indonesia tak
lagi memiliki petani. Bagaimana mungkin Negara subur tak mampu mencukupi
kebutuhan pangan rakyatnya sendiri? Karenanya, mutlak keresahan ini mesti
dibagi agar prediksi suram tadi tidak terjadi. Caranya dimulai dari membuat kampanye
pertanian yang terstruktur, sistematis dan masif.
Terlibat di pertanian tak melulu
berarti memegang pacul atau bergumul dengan lumpur. Pertanian adalah sebuah
sistem besar yang dibangun oleh banyak sub-sub sistem. Dari hulu hingga hilir,
ada banyak bidang dan profesi yang sejatinya bisa diisi oleh bakat-bakat muda yang memang
diharapkan untuk kemajuan pertanian nusantara. Pemuda yang cakap Teknologi
Informasi bisa saja menyumbangkan pikiran dan tenaganya untuk mengembangkan
marketplace produk pertanian dalam bentuk aplikasi mobile. Engkau yang handal marketing
tentu bisa berkolaborasi untuk membantu branding produk pertanian lokal menembus
pasar global. Mereka yang piawai dalam manajemen bisnis boleh jadi mengambil
peran dalam menata perencanaan dan mengorganisir kelompok-kelompok tani yang
ada. Kawan-kawan yang kaya akan pengetahuan teknologi pertanian bisa melakukan
transfer ilmu pada petani-petani di dusun atau pelosok negeri yang masih bercocok
tanam dengan metode warisan nenek moyang.
Dalam pemahaman kami yang
terilhami dari pepatah tetua “tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak
cinta”, mustahil anak-anak muda hebat Indonesia akan mencintai pertanian bila
mereka tak cukup kenal atau tak cukup tahu. Bagaimana mungkin praktisi
teknologi informasi akan mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk mengembangkan
aplikasi pertanian bila tak tau apa dampak yang akan mereka buat bagi bangsa. Tak
akan para ekonom mau bergumul memeras otak memikirkan pertanian bila tak ada bekal
informasi yang cukup tentang potensi pertanian dalam negeri. Karenanya butuh
orang-orang yang secara kontinyu mengkampanyekan pertanian, memberi kabar bahwa
ada hal besar yang bisa kita lakukan secara bersama-sama. Di bagian inilah
peran para pemuda yang secara rutin memproduksi konten pertanian di kanal
sosial media.
IndiHome dengan konektivitasnya yang cepat dan stabil memungkinkan kita semua saling terhubung dan berbagi peran dalam mencapai tujuan bersama, pertanian Indonesia yang maju dan memakmurkan anak bangsa. Walau masing-masing kita sulit untuk secara langsung bersua karena berada di pulau yang berbeda, namun kehadiran layanan internet dari Telkom Indonesia ini memungkinkan kita menyulam gagasan dengan diskusi di dunia maya. Namun sebelum beranjak ke fase menyatukan masing-masing potensi para pemuda, perlu adanya kesadaran bersama bahwa kita memang selayaknya menjadi Negara Agraris yang maju sebab suburnya lahan dan baiknya cuaca yang kita miliki. Penyadaran ini dilakukan dengan menyampaikan pesan melalui kampanye-kampanye sosial media dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan jaringan internet.
Saban hari cerita tentang potensi
pertanian disuguhkan dalam format yang menarik dan informatif. Kisah-kisah
sukses dari anak-anak negeri yang mengabdikan diri di bidang pertanian dikemas
dengan baik lalu dibagikan melalui jaringan internet. Teknis budidaya, penanganan
hama, teknologi tepat guna berseliweran mengisi feed instagram atau beranda
facebook. Kelompok-kelompok yang membahas isu pertanian di jagad maya terlihat
semakin menggeliat dengan keterlibatan anggota yang semakin banyak.
Bahasan-bahasan terkait edukasi pertanian juga sangat mudah kita temukan di
youtube.
Sebagai salah satu youtuber pertanian dengan subscriber 57.000, tentu cita-cita memajukan pertanian Indonesia rasanya masih sangat jauh untuk bisa direalisasikan. Namun gairah itu selalu terpelihara bila melihat youtuber pertanian bukan hanya kami seorang. Asa itu masih hidup dan bertumbuh melihat kreator pertanian lain juga menjaga ritme yang sama. Bahkan ada bangga nan teramat sangat ketika melihat beberapa kreator pertanian mampu menembus jejeran channel dengan subscriber lebih dari satu juta. Dengan ini kami percaya bahwa kejayaan pertanian Indonesia tidak hanya sekedar wacana atau mimpi semata. Lewat ini pula kami meyakini akan semakin banyak pemuda yang mau menyinsingkan lengan baju dan terjun ke pertanian untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan yang ada.
Kehadiran IndiHome mutlak mempermudah jalan mewujudkan mimpi yang dipelihara ini. Agar kampanye yang kami buat mendapat tempat dan rekomendasi dari algoritma youtube, diperlukan konsistensi dalam rutinitas penayangan konten. Video dengan rata-rata durasi 10 menit berukuran 2GB, hanya butuh waktu kurang dari 10 menit bagi layanan IndiHome yang kami gunakan untuk membuatnya bisa disaksikan pengguna youtube. Manfaat internet IndiHome juga sangat terasa saat akan mencari informasi atau melakukan riset topik yang akan diproduksi. Pengalaman berselancar di web browser terasa menyenangkan dengan koneksi yang stabil tak terpengaruh dengan kondisi cuaca.
Di sisi lain, IndiHome juga mempermudah banyak petani dengan jangkauannya yang telah menelisik dan menyisir pelosok-pelosok negeri. Mereka juga dengan mudah dan tanpa hambatan dapat menerima informasi dari konten yang kami buat. Dari sinilah terbangun diskusi-diskusi nan sehat dan berisi terkait topik pertanian yang disajikan. Pembicaraan di kolom diskusi ini jualah yang berpotensi menjadi sebuah topik atau fokus pengembangan dan penelitian di lapangan sesuai dengan kapasitas atau latar belakang ilmu yang dimiliki masing-masing.
Menutup cerita ini kami berikrar "Selama layanan Internetnya
Indonesia terus bergerak dan melesat cepat, kami mengimbangi dengan terus
berbenah dan memperkaya informasi yang dikampanyekan. Sepanjang IndiHome secara
konsisten terus menyambungkan diskusi anak-anak negeri, kami pun akan mencoba
memberi dampak yang positif bagi pertanian Indonesia". Walau peran kita dalam
mengabdi tidaklah sama, namun muaranya tetaplah kemajuan dan kemakmuran bumi
pertiwi!
Tidak ada komentar untuk "Cerita dan Cita Pertanian dari Manfaat Internet!"
Posting Komentar